MULTIMEDIA
1. Pengertian
Multimedia
Istilah “multimedia’ bisa punya makna
berlainan bagi setiap individu. Bagi sejumlah orang, Multimedia berarti
seseorang duduk di tempat komputer dan menerima presentasi yang terdiri atas;
teks on - screen, grafik
atau animasi on - screen,
dan suara yang datang dari speaker komputer, misalnya: saat membuka
ensiklopedia multimedia on - line.
Bagi sekelompok orang lainnya, multimedia
bisa berarti presentasi secara langsung saat sekelompok orang duduk dalam suatu
ruangan sambil memandang gambar-gambar yang disajikan dalam satu atau lebih
layar lebar dan mendengar musik atau suara lainnya atau suara lain yang
disampaikan oleh pembicara. Menonton video di layar televisi juga bisa disebut
sebagai pengalaman multimedia karena adanya gambar dan suara yang disajikan.
Contoh lain dari multimedia adalah presentasi PowerPoint di mana seseorang
menyajikan slide-slide dari
komputer yang diproyeksikan ke layar lebih besar lalu membicarakan isi masing -
masing slide.
Bahkan, lingkungan berteknologi rendah pun
bisa memunculkan multimedia. Misalnya, presentasi “chalk and talk” di mana seseorang menulis dan
menggambar dengan kapur di papan tulis (atau menggunakan overhead projector) saat
menyampaikan kuliah. Akhirnya, bentuk paling mendasar bagi multimedia adalah
pembelajaran text - book yang
terdiri atas teks dan ilustrasi yang tercetak berupa buku.
Richard E. Mayer dalam bukunya “MULTIMEDIA
LEARNING” dikatakan multimedia sebagai “presentasi materi dengan menggunakan
kata - kata sekaligus gambar – gambar.” Menurutnya pengertian ‘kata’ di sini
adalah materinya disajikan dalam verbal
form atau bentuk verbal, misalnya menggunakan teks kata – kata yang
tercetak atau terucapkan. Lalu menurutnya Richard E. Mayer yang di maksud
dengan ‘gambar’ adalah materi yang disajikan dalam pictorial form atau bentuk gambar. Hal ini bisa
dalam bentuk menggunakan grafis statis ( termasuk : ilustrasi, grafik, foto,
dan peta ) atau menggunakan grafik dinamis ( termasuk : animasi dan video ).
Dalam buku teks, kata – kata bisa disajikan sebagai teks cetak dan gambar –
gambar bisa disajikan sebagai ilustrasi atau bentuk – bentuk grafik lainnya.
Beberapa definisi multimedia menurut beberapa
ahli lainnya ( dalam Rachmat dan Alphone, 2005 / 2006; Wahono, 2007; dan Zeembry,
2008 ) di antaranya :
a. Kombinasi dari paling
sedikit dua media input atau output Media ini dapat berupa audio ( suara, musik
), animasi, video teks, grafik dan gambar ( Turban dan kawan – kawan, 2002 )
b. Alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks,
grafik, animasi, dan video ( Robin dan Linda, 2001 )
c. Multimedia dalam konteks
komputer menurut Hofstetter 2001 adalah, pemanfaatan komputer untuk
membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan alat
yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
d. Multimedia sebagai
perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan
pesan kepada publik ( Wahono, 2007 )
e. Multimedia merupakan
kombinasi dari data teks, audio, gambar, animasi, video, dan berinteraksi (
Zeembry, 2008 )
f. Multimedia ( sebagai
kata sifat ) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data –
data multimedia ( Zeembry, 2008 )
Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media ( Format File ) yang berupa
teks, gambar ( vektor atau bitmap ),
grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain – lain yang telah di kemas
menjadi file digital ( komputerisasi ), digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada publik.
2. Tujuh Prinsip Desain Multimedia
2. Tujuh Prinsip Desain Multimedia
a. Prinsip Multimedia :
Murid – murid bisa belajar lebih baik dari kata – kata dan gambar –
gambar daripada hanya kata – kata saja.
b. Prinsip Keterdekatan
Ruang : Murid – murid bisa belajar lebih baik saat kata – kata dan gambar –
gambar terkait, disajikan saling berdekatan daripada saling berjauhan di layar
atau halaman.
c. Prinsip Keterdekatan
Waktu : Murid – murid bisa belajar lebih baik saat kata – kata dan gambar
– gambar terkait, disajikan secara simultan ( bersamaan ) daripada suksesif (
bergantian ).
d. Prinsip Koherensi :
Murid – murid bisa belajar lebih baik saat kata – kata, gambar – gambar, atau
suara – suara ekstra / tambahan dibuang daripada ditambahkan.
e. Prinsip Modalitas :
Murid – murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada narasi
dan teks on – screen.
f. Prinsip Redudansi :
Murid – murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari
animasi, narasi, dan teks on –
screen.
g. Prinsip Perbedaan Visual
: Pengaruh desain lebih kuat terhadap murid – murid berpengatahuan rendah
daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap murid – murid berkemampuan spatial
tinggi daripada berspatial tinggi.
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
1. Pengertian Anak
Usia Dini
Dalam pasal 28 Undang – Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 / 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak
usia dini adalah anak yang masuk dalam usia rentang 0 – 6 tahun. Menurut kajian
rumpun ilmu PAUD dan penyelenggaraanya, di beberapa negara PAUD dilakasanakan
sejak 0 – 8 tahun.
Bredekamp membagi anak usia dini menjadi 3
kelompok, yaitu kelompok bayi hingga 2 tahun, kelompok 3 hingga 5 tahun, dan
kelompok 6 hingga 8 tahun. Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia
dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa bayi lahir sampai 12 bulan, masa
batita ( toddler ) usia
1 – 3 tahun, masa prasekolah usia 3 – 6 tahun, dan masa kelas awal 6 – 8 tahun.
Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia
dini ialah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik. Yaitu, pola pertumbuhan dan perkembangan ( koordinasi
motorik halus dan kasar ), intelegensi ( daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, dan kecerdasan spiritual ), sosial emosional ( sikap dan perilaku serta
agama ), bahasa, dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Jadi, dapat dipahami anak usia dini ialah
anak yang yang berkisar antara usia 0 – 6 tahun yang memiliki pertumbuhan
dan perkembangan yang luar biasa sehingga memunculkan berbagai keunikan pada
dirinya. Pada tahap inilah, masa yang tepat untuk menanamkan nilai – nilai
kebaikan yang nantinya diharapkan dapat membentuk kepribadiannya.
2. Media
Pembelajaran Anak Usia Dini
Media merupakan salah satu alat penyampai
materi kepada siswa. Dalam hal ini, media tidak hanya dipahami sebagai alat
peraga, tetapi juga sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran kepada
peserta didik. Dengan adanya media, pembelajaran akan lebih menarik,
interaktif, dan menyenangkan sehingga secara tidak langsung kualitas
pembelajaran pun dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik. Selain itu,
pembelajaran dapat dilakukan kapan dan di mana saja sesuai yang diinginkan.
Dengan kata lain, dengan adanya media, proses pembelajaran akan lebih maksimal.
Dapat dipahami bahwa merupakan suatu alat
yang dijadikan sebagai sarana perantara untuk menyampaikan sebuah pesan, supaya
pesan yang diinginkan dapat tersampaikan secara tepat, mudah, dan di terima
serta dipahami sebagaimana mestinya. Dalam lingkungan pendidikan, yang menjadi
penerima pesannya ialah peserta didik yang melakukan interaksi pembelajaran.
A.
Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran media sangat
diperlukan, guna memperlancar proses komunikasi pembelajaran. Melalui media,
pembelajaran akan dapat lebih terarah sesuai tujuan yang dikehendaki. Di antara
tujuan media dalam kegiatan pembelajaran ialah untuk membantu siswa lebih cepat
untuk mengetahui, memahami, dan upaya terampil dalam mempelajari sebuah materi
yang dipelajari. Selain itu, juga untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih menarik, aktif, efektif dan efisien. Oleh karena itu, dengan adanya media
pembelajaran ini, tujuan pembelajaran akan dapat tercapai lebih mudah.
Sedangkan terkait manfaat media terhadap
kegiatan pembelajaran, banyak tokoh yang mengungkapkan pendapatnya masing –
masing. Menurut Kemp dan Dayton, di antara manfaat media dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Penyampaian materi dapat
diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi
lebih menarik.
c. Pembelajaran Menjadi
lebih interaktif.
d. Jumlah waktu belajar
mengajar dapat di kurangi.
e. Kualitas belajar siswa
dapat di tingkatkan.
f. Proses pembelajaran
dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
g. Sikap positif siswa
terhadap proses belajar dapat di tingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah
ke arah yang lebih positif dan produktif.
B. Prinsip –
prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Suatu media dapat berfungsi dengan baik
manakala digunakan dengan baik dan benar. Selain itu, sangat dipengaruhi pula
dalam pemilihan media yang tepat. Apalagi untuk pembelajaran pendidikan anak
usia dini, sangat diperlukan media khusus yang mengacu pada karakteristik anak.
Sebab, apabila media tidak digunakan dengan baik dan benar hingga terjadi
kesalahan dalam pemilihan media, pesan – pesan yang diberikan tidak akan
tersampaikan kepada siswa dengan optimal. Terkait hal ini, ada beberapa prinsip
dalam penggunaan media pembelajaran yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai
berikut.
a. Penggunaan media
hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran
bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan
bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan ketika sewaktu – waktu dibutuhkan.
b. Media pengajaran
hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan
masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
c. Guru hendaknya menguasai
teknik – teknik dari suatu media pengajaran yang akan digunakan.
d. Guru seharusnya
memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
e. Penggunaan media
pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
f. Jika sekiranya suatu
pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media ( multimedia ), guru dapat
memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar
mengajar dan dapat merangsang siswa dalam belajar.
C. Macam – macam
Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Bila dikaitkan dengan pembelajaran anak usia
dini, media dimaksudkan sebagai alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan
pembelajaran anak usia dini. Dalam konteks ini, terdapat banyak media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia dini. Prinsipnya, media yang akan
digunakan terebut dapat memberikan rangsangan semangat dan motivasi bagi anak
usia dini untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan sehingga mereka
tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Adapun
macam – macam media pembelajaran anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga,
Media Audio, Media Visual, dan Media AudioVisual di antara ketiganya yang
merupakan multimedia adalah media audiovisual. Di antara ketiga media tersebut
yang baik untuk digunakan pembelajaran anak usia dini ialah media audiovisual.
Media audiovisual adalah media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini dibedakan menjadi dua, yaitu 1)
audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti
film bingkai, film rangkai suara, dan cetak suara; 2) audiovisual gerak, yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar bergerak, seperti film
suara dan video-cassette.
Media ini telah memadukan antara media
pendengaran dan penglihatan. Dengan menggunakan media ini anak akan lebih mudah
dalam dalam memahami materi materi pembelajaran yang diberikan. Berikut ini
beberapa kelebihan media audiovisual melalui film suara.
a. Selain bergerak dan
bersuara, film itu dapat menggambarkan suatu proses, seperti berlangsungnya
proses pengecoran baja.
b. Dapat menimbulkan kesan
ruang dan waktu.
c. Tiga dimensional dalam penggambarannya.
d. Suara yang dihasilkan
dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk impresi murni.
e. Jika film itu tantang
suatu pelajaran, dapat menyampaikan suara seorang ahli dan sekaligus memperlihatkan
penampilannya.
f. Kalau film itu berwarna,
jika autentik dapat menambahkan realitas kepada medium yang sudah realistis.
g. Dapat menggambarkan teori
sains dengan teknik animasi.
Sedangkan untuk kelemahan media audiovisual
dalam kegiatan pembelajaran, adalah sebagai berikut.
a. Film bersuara tidak
dapat diselingi dengan keterangan – keterangan selagi film diputar.
b. Jalan film terlalu
cepat; tidak semua orang dapat mengikutinya dengan baik.Apa yang sudah lewat
tidak dapat di ulang kembali, jika ada bagian film harus mendapatkan perhatian
kembali.
c. Biasanya pembuatannya
memerlukan biaya yang cukup tinggi dan peralatan mahal.
Tujuan program kegiatan belajar anak usia
dini adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya. Hal – hal tersebutlah yang membuat guru dituntut agar mampu
menguasai media pembelajaran, salah satunya multimedia audiovisual.
Selain yang telah disebutkan di atas
multimedia audiovisual juga harus memiliki karakteristik lingkungan yang
sesungguhnya seolah – olah dalam pembelajaran anak – anak dikenalkan atau
dibawa ke suatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Sehingga audiovisual mampu mencakup sebuah sarana yang dengannya para siswa
dapat mencurahkan dirinya untuk, berkreasi, termasuk melakukan hal manipulasi
banyak hal hingga mereka mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatan
tersebut.
Media audiovisual juga harus memiliki
karakteristik permainan, yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana
bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas anak. Multimedia audiovisual
permainan ( Games )
bisa dalam bentuk puzzle.
Prinsipnya dalam penggunaan permainan tersebut memiliki unsur keamanan dan
kenyamanan. Terkait penggunaan multimedia audiovisual permainan dalam
kegiatan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap
guru atau pendidik, antara lain sebagai berikut.
a. Aman, nyaman, dan
memenuhi kriteria kesehatan bagi anak yang melakukannya.
b. Sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada, sehingga maksimal.
KESIMPULAN
Menurut Prof. Yusufhadi Miarso media dalam
pembelajaran memiliki sejumlah pedoman umum, di antaranya sebagai berikut :
1. Tidak ada suatu media
yang terbaik untuk mencapai suatu pembelajaran. Masing – masing jenis media
memiliki kelebihan dan kekurangan.
2. Penggunaan media harus
didasarkan pada pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Penggunaan media harus
mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran
yang disajikan.
4. Penggunaan media harus
disesuiakan dengan bentuk belajar yang akan dilaksanakan.
5. Penggunaan media harus
disertai persiapan yang cukup.
6. Peserta didik perlu
disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan.
7. Penggunaan media harus
diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta didik.
Dalam pendidikan anak usia dini sendiri
pembelajaran yang dilakukan harulah menyenangkan. Pada intinya, pembelajaran
pada anak usia dini haruslah diciptakan belajar sambil bermain atau sebaliknya
bermain sambil belajar. Sebab memang inilah naluri alamiah yang dimiliki
seorang anak, yaitu masanya bermain dan bersenang – senang. Oleh karena itu
agar pembelajaran dapat berjalan lancar, pembelajaran dibuat yang Man
menyenangkan sehingga anak merasa nyaman dan dapat mengikuti pembelajaran
dengan maksimal.
Multimedia audiovisual seperti yang telah
disinggung pada pembahasan sebelumnya haruslah menyenangkan bagi peserta
didiknya dalam hal ini adalah anak usia dini. Penerapannya sendiri bisa berupa
dengan permainan di layar komputer dengan syarat telah memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Pada saat anak usia dini sedang melakukan interaksi dengan
komputer guru, orang tua, tutor, pengawas, harus mendampingi anak – anak usia
dini terebut agar tidak melakukan hal – hal yang bukan pada usianya.
Dalam penggunaan multimedia sebagai media
pembelajaran anak usia dini haruslah bergantung pada kesesuaian materi yang
akan di berikan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa multimedia sebagai media
pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, jika telah dipersiapkan dengan
maksimal dan sesuai dengan karakteristik maupun tingkat perkembangan anak
terebut. Oleh karena itu, sebagai pendidik harus betul – betul cermat dalam
memilih dan menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran. Agar apa yang
menjadi tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan baik, efektif, dan efisien.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.