Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Kamis, 07 Januari 2016

Multimedia


MULTIMEDIA
1. Pengertian Multimedia
Istilah “multimedia’ bisa punya makna berlainan bagi setiap individu. Bagi sejumlah orang, Multimedia berarti seseorang duduk di tempat komputer dan menerima presentasi yang terdiri atas; teks on - screen, grafik atau animasi on - screen, dan suara yang datang dari speaker komputer, misalnya: saat membuka ensiklopedia multimedia on - line.
Bagi sekelompok orang lainnya, multimedia bisa berarti presentasi secara langsung saat sekelompok orang duduk dalam suatu ruangan sambil memandang gambar-gambar yang disajikan dalam satu atau lebih layar lebar dan mendengar musik atau suara lainnya atau suara lain yang disampaikan oleh pembicara. Menonton video di layar televisi juga bisa disebut sebagai pengalaman multimedia karena adanya gambar dan suara yang disajikan. Contoh lain dari multimedia adalah presentasi PowerPoint di mana seseorang menyajikan slide-slide dari komputer yang diproyeksikan ke layar lebih besar lalu membicarakan isi masing - masing slide.
Bahkan, lingkungan berteknologi rendah pun bisa memunculkan multimedia. Misalnya, presentasi “chalk and talk” di mana seseorang menulis dan menggambar dengan kapur di papan tulis (atau menggunakan overhead projector) saat menyampaikan kuliah. Akhirnya, bentuk paling mendasar bagi multimedia adalah pembelajaran text - book yang terdiri atas teks dan ilustrasi yang tercetak berupa buku.
Richard E. Mayer dalam bukunya “MULTIMEDIA LEARNING” dikatakan multimedia sebagai “presentasi materi dengan menggunakan kata - kata sekaligus gambar – gambar.” Menurutnya pengertian ‘kata’ di sini adalah materinya disajikan dalam verbal form atau bentuk verbal, misalnya menggunakan teks kata – kata yang tercetak atau terucapkan. Lalu menurutnya Richard E. Mayer yang di maksud dengan ‘gambar’ adalah materi yang disajikan dalam pictorial form atau bentuk gambar. Hal ini bisa dalam bentuk menggunakan grafis statis ( termasuk : ilustrasi, grafik, foto, dan peta ) atau menggunakan grafik dinamis ( termasuk : animasi dan video ). Dalam buku teks, kata – kata bisa disajikan sebagai teks cetak dan gambar – gambar bisa disajikan sebagai ilustrasi atau bentuk – bentuk grafik lainnya.
Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli lainnya ( dalam Rachmat dan Alphone, 2005 / 2006; Wahono, 2007; dan Zeembry, 2008 ) di antaranya :
a. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output Media ini dapat berupa audio ( suara, musik ), animasi, video teks, grafik dan gambar ( Turban dan kawan – kawan, 2002 )
b. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, dan video ( Robin dan Linda, 2001 )
c. Multimedia dalam konteks komputer  menurut Hofstetter 2001 adalah, pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan alat yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
d. Multimedia  sebagai perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik ( Wahono, 2007 )
e. Multimedia merupakan kombinasi dari data teks, audio, gambar, animasi, video, dan berinteraksi ( Zeembry, 2008 )
f. Multimedia ( sebagai kata sifat ) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data – data multimedia ( Zeembry, 2008 )
Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media ( Format File ) yang berupa  teks, gambar ( vektor atau bitmap ), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain – lain yang telah di kemas menjadi file digital ( komputerisasi ), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.

2.  Tujuh Prinsip Desain Multimedia
a. Prinsip Multimedia : Murid – murid bisa belajar lebih baik dari kata – kata  dan gambar – gambar daripada hanya kata – kata saja.
b. Prinsip Keterdekatan Ruang : Murid – murid bisa belajar lebih baik saat kata – kata dan gambar – gambar terkait, disajikan saling berdekatan daripada saling berjauhan di layar atau halaman.
c. Prinsip Keterdekatan Waktu : Murid – murid bisa belajar lebih baik  saat kata – kata dan gambar – gambar terkait, disajikan secara simultan ( bersamaan ) daripada suksesif ( bergantian ).
d. Prinsip Koherensi : Murid – murid bisa belajar lebih baik saat kata – kata, gambar – gambar, atau suara – suara ekstra / tambahan dibuang daripada ditambahkan.
e. Prinsip Modalitas : Murid – murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada narasi dan teks on – screen.
f. Prinsip Redudansi : Murid – murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks on – screen.
g. Prinsip Perbedaan Visual : Pengaruh desain lebih kuat terhadap murid – murid berpengatahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap murid – murid berkemampuan spatial tinggi  daripada berspatial tinggi.
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
1. Pengertian Anak Usia Dini
Dalam pasal 28 Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 / 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam usia rentang 0 – 6 tahun. Menurut kajian rumpun ilmu PAUD dan penyelenggaraanya, di beberapa negara PAUD dilakasanakan sejak 0 – 8 tahun.
Bredekamp membagi anak usia dini menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok bayi hingga 2 tahun, kelompok 3 hingga 5 tahun, dan kelompok 6 hingga 8 tahun. Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa bayi lahir sampai 12 bulan, masa batita ( toddler ) usia 1 – 3 tahun, masa prasekolah usia 3 – 6 tahun, dan masa kelas awal 6 – 8 tahun.
Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Yaitu, pola pertumbuhan dan perkembangan ( koordinasi motorik halus dan kasar ), intelegensi ( daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual ), sosial emosional ( sikap dan perilaku serta agama ), bahasa, dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi, dapat dipahami anak usia dini ialah anak yang yang berkisar antara usia 0 – 6  tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga memunculkan berbagai keunikan pada dirinya. Pada tahap inilah, masa yang tepat untuk menanamkan nilai – nilai kebaikan yang nantinya diharapkan dapat membentuk kepribadiannya.
2. Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Media merupakan salah satu alat penyampai materi kepada siswa. Dalam hal ini, media tidak hanya dipahami sebagai alat peraga, tetapi juga sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya media, pembelajaran akan lebih menarik, interaktif, dan menyenangkan sehingga secara tidak langsung kualitas pembelajaran pun dapat ditingkatkan  ke arah yang lebih baik. Selain itu, pembelajaran dapat dilakukan kapan dan di mana saja sesuai yang diinginkan. Dengan kata lain, dengan adanya media, proses pembelajaran akan lebih maksimal.
Dapat dipahami bahwa merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai sarana perantara untuk menyampaikan sebuah pesan, supaya pesan yang diinginkan dapat tersampaikan secara tepat, mudah, dan di terima serta dipahami sebagaimana mestinya. Dalam lingkungan pendidikan, yang menjadi penerima pesannya ialah peserta didik yang melakukan interaksi pembelajaran.
A. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran media sangat diperlukan, guna memperlancar proses komunikasi pembelajaran. Melalui media, pembelajaran akan dapat lebih terarah sesuai tujuan yang dikehendaki. Di antara tujuan media dalam kegiatan pembelajaran ialah untuk membantu siswa lebih cepat untuk mengetahui, memahami, dan upaya terampil dalam mempelajari sebuah materi yang dipelajari. Selain itu, juga untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik, aktif, efektif dan efisien. Oleh karena itu, dengan adanya media pembelajaran ini, tujuan pembelajaran akan dapat tercapai lebih mudah.
Sedangkan terkait manfaat media terhadap kegiatan pembelajaran, banyak tokoh yang mengungkapkan pendapatnya masing – masing. Menurut Kemp dan Dayton, di antara manfaat media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Penyampaian materi dapat diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
c. Pembelajaran Menjadi lebih interaktif.
d. Jumlah waktu belajar mengajar dapat di kurangi.
e. Kualitas belajar siswa dapat di tingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
g. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat di tingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
B. Prinsip – prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Suatu media dapat berfungsi dengan baik manakala digunakan dengan baik dan benar. Selain itu, sangat dipengaruhi pula dalam pemilihan media yang tepat. Apalagi untuk pembelajaran pendidikan anak usia dini, sangat diperlukan media khusus yang mengacu pada karakteristik anak. Sebab, apabila media tidak digunakan dengan baik dan benar hingga terjadi kesalahan dalam pemilihan media, pesan – pesan yang diberikan tidak akan tersampaikan kepada siswa dengan optimal. Terkait hal ini, ada beberapa prinsip dalam penggunaan media pembelajaran yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai berikut.
a. Penggunaan media hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan ketika sewaktu – waktu dibutuhkan.
b. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.

c. Guru hendaknya menguasai teknik – teknik dari suatu media pengajaran yang akan digunakan.
d. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
e. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
f. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media ( multimedia ), guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang siswa dalam belajar.
C. Macam – macam Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Bila dikaitkan dengan pembelajaran anak usia dini, media dimaksudkan sebagai alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan pembelajaran anak usia dini. Dalam konteks ini, terdapat banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia dini. Prinsipnya, media yang akan digunakan terebut dapat memberikan rangsangan semangat dan motivasi bagi anak usia dini untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Adapun macam – macam media pembelajaran anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga, Media Audio, Media Visual, dan Media AudioVisual di antara ketiganya yang merupakan multimedia adalah media audiovisual. Di antara ketiga media tersebut yang baik untuk digunakan pembelajaran anak usia dini ialah media audiovisual.
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini dibedakan menjadi dua, yaitu 1) audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai, film rangkai suara, dan cetak suara; 2) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar bergerak, seperti film suara dan video-cassette.
Media ini telah memadukan antara media pendengaran dan penglihatan. Dengan menggunakan media ini anak akan lebih mudah dalam dalam memahami materi materi pembelajaran yang diberikan. Berikut ini beberapa kelebihan media audiovisual melalui film suara.
a. Selain bergerak dan bersuara, film itu dapat menggambarkan suatu proses, seperti berlangsungnya proses pengecoran baja.
b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
c. Tiga dimensional dalam penggambarannya.
d. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk impresi murni.
e. Jika film itu tantang suatu pelajaran, dapat menyampaikan suara seorang ahli dan sekaligus memperlihatkan penampilannya.
f. Kalau film itu berwarna, jika autentik dapat menambahkan realitas kepada medium yang sudah realistis.
g. Dapat menggambarkan teori sains dengan teknik animasi.
Sedangkan untuk kelemahan media audiovisual dalam kegiatan pembelajaran, adalah sebagai berikut.
a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan – keterangan selagi film diputar.
b. Jalan film terlalu cepat; tidak semua orang dapat mengikutinya dengan baik.Apa yang sudah lewat tidak dapat di ulang kembali, jika ada bagian film harus mendapatkan perhatian kembali.
c. Biasanya pembuatannya memerlukan biaya yang cukup tinggi dan peralatan mahal.
Tujuan program kegiatan belajar anak usia dini adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Hal – hal tersebutlah yang membuat guru dituntut agar mampu menguasai media pembelajaran, salah satunya multimedia audiovisual.
Selain yang telah disebutkan di atas multimedia audiovisual juga harus memiliki karakteristik lingkungan yang sesungguhnya seolah – olah dalam pembelajaran anak – anak dikenalkan atau dibawa ke suatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga audiovisual mampu mencakup sebuah sarana yang dengannya para siswa dapat mencurahkan dirinya untuk, berkreasi, termasuk melakukan hal manipulasi banyak hal hingga mereka mendapatkan sejumlah perilaku baru dari kegiatan tersebut.
Media audiovisual juga harus memiliki karakteristik permainan, yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas anak. Multimedia audiovisual permainan ( Games ) bisa dalam bentuk puzzle. Prinsipnya dalam penggunaan permainan tersebut memiliki unsur keamanan dan kenyamanan. Terkait penggunaan multimedia audiovisual permainan  dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru atau pendidik, antara lain sebagai berikut.
a. Aman, nyaman, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak yang melakukannya.
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada, sehingga maksimal.
KESIMPULAN
Menurut Prof. Yusufhadi Miarso media dalam pembelajaran memiliki sejumlah pedoman umum, di antaranya sebagai berikut :
1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu pembelajaran. Masing – masing jenis media memiliki kelebihan dan kekurangan.
2. Penggunaan media harus didasarkan pada pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan media harus disesuiakan dengan bentuk belajar yang akan dilaksanakan.
5. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup.
6. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan.
7. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta didik.
Dalam pendidikan anak usia dini sendiri pembelajaran yang dilakukan harulah menyenangkan. Pada intinya, pembelajaran pada anak usia dini haruslah diciptakan belajar sambil bermain atau sebaliknya bermain sambil belajar. Sebab memang inilah naluri alamiah yang dimiliki seorang anak, yaitu masanya bermain dan bersenang – senang. Oleh karena itu agar pembelajaran dapat berjalan lancar, pembelajaran dibuat yang Man menyenangkan sehingga anak merasa nyaman dan dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal.
Multimedia audiovisual seperti yang telah disinggung pada pembahasan sebelumnya haruslah menyenangkan bagi peserta didiknya dalam hal ini adalah anak usia dini. Penerapannya sendiri bisa berupa dengan permainan di layar komputer dengan syarat telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Pada saat anak usia dini sedang melakukan interaksi dengan komputer guru, orang tua, tutor, pengawas, harus mendampingi anak – anak usia dini terebut agar tidak melakukan hal – hal yang bukan pada usianya.
Dalam penggunaan multimedia sebagai media pembelajaran anak usia dini haruslah bergantung pada kesesuaian materi yang akan di berikan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa multimedia sebagai media pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, jika telah dipersiapkan dengan maksimal dan sesuai dengan karakteristik maupun tingkat perkembangan anak terebut. Oleh karena itu, sebagai pendidik harus betul – betul cermat dalam memilih dan menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran. Agar apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan baik, efektif, dan efisien.



0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.