Harta Karun dan Monyet Licik
Pada
suatu hari di Kerajaan Hewan Sang Raja Singa mengutus Mamut dan Burung Gagak
untuk mencari harta karun di hutan seberang.
Sang
Raja singa memberikan peta yang dimasukkan ke dalam selongsong bambu.
Mamut
dan Burung Gagak membuka peta dalam selongsong bambu itu. Dalam peta tersebut ada
beberapa pohon kelapa, pohon beringin, batu besar dan sumur tua !” ujar Mamut.
“Kalau pohon kelapanya ada tiga dan satu pohon beringin, berapa jumlah pohon di
peta ini ya ?” Mamut mencoba menghitung,
Akhirnya
mereka berdua bergegas pergi ke hutan seberang. Di tengah jalan mereka bertemu
dengan Monyet.
“Mau
kemana kalian ?” tanya Monyet.
“Kami
mau pergi ke hutan seberang mencari harta karun” Mamut menunjukkan selongsong
bambu tadi.
“sebuah
peta harta karun !!!” seru Monyet.
Matanya
berbinar-binar. “Biar aku yang bawa petanya, aku akan menemani kalian ke hutan
seberang sana !” katanya lagi. Sementara itu di dalam otaknya Monyet mempunyai
niat busuk. Lalu mereka meneruskan perjalanan.
Di
tengah jalan Monyet berteriak, “Aduh perutku sakit sekali, aku harus pulang,
tidak bisa menemani kalian untuk mencari harta karun”.
“Ya
sudah, biar kami saja yang mencari harta karun” Ujar Burung Gagak.
Lalu
mereka membiarkan Monyet pergi. Sampai di kaki gunung hutan seberang betapa
terkejutnya mereka karena gulungan peta harta karun tadi telah berubah menjadi
gulungan daun kering.
“Pasti
Monyet tadi telah menukar peta harta karun ini dengan daun-daun kering” Mamut
menyesal.
“Ayo,
kita cari Monyet tadi !” ajak Mamut. “Burung Gagak maukah engkau terbang yang
tinggi agar bisa melihat di mana Monyet tadi berada?” pinta Mamut lagi.
Burung
Gagak segera melesat tinggi, “Dia ada di sana ! Di dekat batu besar seperti
yang aku lihat di peta harta karun tadi”.
Mamut
segera menuju arah yang ditunjuk Burung Gagak. Mereka melihat Monyet tengah
menghitung langkah dan arah untuk mencari letak harta karun sesuai dengan peta.
“Hmm
aku harus melangkah dari batu besar menuju ke arah pohon kelapa 7 langkah,
kemudian melangkah lagi 3 langkah menuju ke arah sumur tua. Wah, berapa jumlah
langkah yang harus Aku lakukan seluruhnya ya?” pikir Monyet.
“Ahaaa
harta karun yang besar sudah di depan mata” kata Monyet.
“Kita
tangkap saja Monyet itu !” seru Mamut marah. “Dia telah mencuri harta karun kita
!”
“Ssttt
sabar” ujar Burung Gagak. “Biarkan saja dia mencari harta itu, nanti kalau
sudah dapat baru kita tangkap. Jadi kita tidak usah repot-repot menggalinya”
Monyet
mulai melangkah sambil menghitung, 7 langkah ke arah pohon kelapa 3 langkah
menuju sumur tua. “delapan, Sembilan, sepu.. aduh ! tolong !” teriak Monyet. Ia
terperosok ke dalam lubang. Mamut dan Burung Gagak segera berlari mendekat.
“Ha
ha ha !” seru Mamut. “Rasakan kecuranganmu sendiri, mana harta karunnya ?”
“Harta
karunnya tidak ada !” Ujar Monyet. “Kurasa peta yang kalian bawa bukan peta
harta karun”. Dan Monyetpun terjebak oleh ketamakannya sendiri.
“Ha
ha ha” Mamut dan Burung Gagak tertawa kecuali Monyet yang meringis menahan
sakit karena jatuh ke dalam perangkap.
Raja
Singa ternyata sengaja memberikan peta harta karun palsu kepada Mamut dan
Burung Gagak karena pasti Monyet yang licik akan mencuri peta harta karun itu.
Raja Singa sudah mengetahui bahwa di kerajaannya hanya Monyet lah yang selalu
berperilaku licik.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.