Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Jumat, 11 Maret 2016

Sistem Pengelolaan dan Pengoperasian Laboratorium Microteaching

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang Masalah

Salah satu fakultas pada perguruan tinggi Agama Islam yang mengembangkan program keguruan adalah Fakultas Tarbiyah. Fakultas Tarbiyah/Keguruan dan/atau Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah pada Perguruan Tinggi Islam, mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasional, pendidikan akademik diarahkan pada pembentukan bidang akademik di bidang pendidikan, sedangkan pendidikan vokasional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil di bidang keguruan. Untuk itu, secara teoritis dalam kurikulum keguruan diprogramkan bidang studi kependidikan. Untuk menguji ketepatan teori-teori kependidikan dan untuk memberikan pengalaman yang mendalam, diselenggarakan praktek mengajar dalam kelas yang lazim disebut kuliah Micro Teeaching.

Pengelolaaannya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen pengembangan Praktikum dan Laboratoruim yang diselenggarakan pada dan oleh Perguruan Tinggi. Micro Teaching, dikembangkan untuk membekali kemampuan mahasiswa dalam keterampilan mengajar yang hasilnya dapat dilihat dari kegiatan praktek keguruan di sekolah/Madrasah. Pengalaman membuktikan dari beberapa dosen pembimbing, guru pamong, dan kepala sekolah madrasah, diperoleh informasi bahwa keterampilan mengajar praktikan pada umumnya masih lemah. Sebaliknya praktikan yang terlebih dahulu mengikuti kuliah Micro Teaching, dalam melaksanakan praktek keguruannya di sekolah/madrasah diperoleh informasi hasilnya lebih baik.

Pengembangan Micro Teaching pada Jurusan/program studi keguruan termasuk kelompok pendukung pada mata kuliah keahlian (MKK) menjadi salah satu alternatif untuk dikembangkan agar mahasiswa memiliki keahlian terutama keterampilan mengajar didalam kelas. Melalui program ini mahasiswa dilatih praktek mengajar dalam kelas sedemikian rupa dengan menggunakan peralatan manual dan elektronik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian micro teaching ?
2. Apa fungsi micro teaching ?
3. Apa tujuan micro teaching ?
4. Apa manfaat dari micro teaching ?
5. Apa saja kendala pelaksanaan micro teaching ?
6. Bagaimana tahapan dan prosedur micro teaching ?
7. Bagaimana system pengelolaan dan pengoperasian micro teaching ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian micro teaching
2. Untuk mengetahui fungsi micro teaching
3. Untuk mengetahui tujuan micro teaching
4. Untuk mengetahui manfaat dari microteaching
5. Untuk mengetahui kendala pelaksanaan micro teaching
6. Untuk mengetahui tahapan dan prosedur micro teaching
7. Untuk mengetahui system pengelolaan dan pengoperasian micro teaching

BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian Micro Teaching

Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro teaching adalah redaksi yang berbeda-beda namun mempunyai subtansi makna yang sama. Berikut pengertian micro teaching menurut para ahli :
1. Menurut cooper and Allen (1971), pengajaran mikro (micro teaching) merupakan salah satu bentuk model praktek pendidikan atau pelatihan mengajar.
  1. Menurut Jensen (dalam Yatiman ,1999), pengajaran Micro sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang calon guru mengembangkan ketrampilannya dalam menerapkan teknik mengajar tertentu.
  2. Mc. Laughlin dan Moulton (1975) yang menjelaskan bahwa “microteaching is as performance training method to isolate the component parts of the teaching process, so that the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation” (pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran untuk melatih penampilan/ keterampilan mengajar guru melalui bagian demi bagian dari setiap keterampilan dasar).
  3. A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa “micro teaching is a laboratory training procedure aimed at simplifyng the complexities of regular teaching-learning processing” (pembelajaran mikro pada dasarnya adalah sebuah laboratorium untuk lebih menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar/pembelajaran).
  4. Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang di “mikro” kan untuk membentuk mengembangkan keterampilan mengajar.

Dari beberapa uraian diatas dapat simpulkan bahwa, micro teaching adalah suatu strategi yang telah dimodifikasi secara khusus untuk memberikan pelatihan mengajar terhadap para calon pendidik (guru) dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar seorang calon pendidik, dalam bentuk pengajaran mikro (skala kecil), dengan menyederhanakan atau memperkecil aspek pembelajarannya seperti jumlah murid, waktu dan materinya, sehingga para calon pendidik dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya, serta dapat memperbaiki kelemahan dan mengembangkan kemampuan tersebut agar dapat menjadi seorang pendidik (guru) yang professional.

Aspek-aspek pembelajaran yang dimaksud adalah dalam segi :
a. Jumlah murid

Jumlah murid pada suatu pembelajaran mikro tentu berbeda dengan jumlah murid pada system pembelajaran makro. Dalam pembelajaran mikro, jumlah murid disederhanakan atau diperkecil menjadi 5-10 orang.
b. Alokasi waktu

Demikian juga dengan waktu mengajar.Dalam pembelajaran makro (real teaching), waktu mengajar berkisar dari 45-90 menit, namun pada pembelajaran mikro waktu mengajar disederhakan atau diperpendek menjadi 5-10 menit.
c. Materi/bahan ajar

Materi atau bahan ajar dalam pembelajaran mikro hanya mencakup 1-2 aspek yang telah disederhanakan.
B. Fungsi Micro Teaching

Dari berbagai literature yang penulis temukan bahwa fungsi micro teaching secara umum penulis simpulkan bahwa Microteaching berupaya untuk membina calon guru/tenaga kependidikan melalui keterampilan kognitif, psikomotorik, reaktif dan interaktif. Dalam perannya micro teaching berfungsi sebagai :
1. Fungsi Intruksional

Pada fungsi ini micro teaching sebagai penyedia fasilitas praktik/latihan bagi calon guru/tenaga kependidikan untuk berlatih dan/atau memperbaiki dan meningkatkan keterampilan pembelajaran, yang pada hakikatnya merupakan latihan penerapan pengetahuan metode dan teknik mengajar dan/atau ilmu keguruan yang telah dipelajari secara teoritik.

Hal ini sebagaimana Hamalik mengatakan bahwa pengajaran mikro berfungsi sebagai praktek keguruan, baik dalam pre-service maupun in-sevice. Dengan demikian fungsi intruksional bagi calon guru sebagai tempat mengasah kompetensi dan keterampilan mengajar.
2. Fungsi Pembinaan

Fungsi selanjutnya yaitu sebagai tempat pembinaan dan pembekalan para calon guru sebelum terjun ke lapangan (pengajaran sebenarnya). Sardiman mengatakan bahwa micro teaching dijadikan tempat membekali calon guru dengan memperbaiki komponen-komponen mengajar sebelum terjun ke real class room teaching.

Pendapat ini sudah jelas bahwa adanya micro teaching bagi mahasiswa calon guru dibina dan diajarkan tata cara mengajar di kelas. Fungsi dan manfaatnya bila dilihat sangat besar bagi calon guru terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dimasa akan datang.
3. Fungsi Integralistik

Dalam dunia kependidikan, PPL (Program Pengalaman Lapangan) menjadi hal utama untuk menguji kualitas. Bukan hanya di sistem pendidikan keguruan saja yang melaksanakan ini bahkan disetiap lembaga pendidikan tinggi juga menerapkannya, baik teknik, perbankan, apalagi keguruan. Artinya, program micro teaching merupakan bagian integral Program Pengalaman Lapangan (PPL) serta merupakan mata kuliah prasyarat PPL dan berstatus sebagai mata kuliah wajib lulus.
4. Fungsi Eksperimen

Keberadaan micro teaching berfungsi sebagai bahan uji coba bagi calon guru pakar di bidang pembelajaran. Umpamanya seorang guru atau seorang ahli berdasarkan penelitiannya menemukan suatu model atau suatu metode pembelajaran, maka sebelum penemuan itu dipraktekkan di lapangan, maka terlebih dahulu diuji-cobakan di dalam micro teaching ini. Dengan demikian hasilnya dapat dievaluasi di mana letak kelemahannya untuk segera dilakukan perbaikan-perbaikan.

Dari fungsi-fungsi ini, bagi mahasiswa calon guru mengadakan latihan pembelajaran pada pengajaran mikro ini yang utama adalah performance. Hal inilah yang biasanya dikembangkan dalam pengajaran mikro. Performance (penampilan, kinerja) adalah penampilan seseorang yang dihayati oleh orang lain. Kesan pertama terhadap seseorang karena kenampakan alami diri seseorang (appearance). Selanjutnya dengan melakukan latihan yang berulang–ulang dalam pengajaran mikro, performa mahasiswa calon guru diharapkan akan menjadi perilaku (behavior). Jadi dapat dikatakan bahwa fungsi pengajaran mikro merupakan arena melatih performance.
C. Tujuan Micro Teaching

Tujuan pengajaran micro teaching dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
a. Menurut Rostiyah, tujuan micro teaching adalah untuk mempersiapkan calon guru menghadapi pekerjaan sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai seorang guru professional.
b. Dwight Allen mengemukakan, bahwa tujuan pembelajaran mikro adalah :
1) Bagi siswa calon guru
a) Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
b) Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun kekelas yang sebenarnya.
c) Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk menguasai beberapa keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana keterampilan itu diterapkan, sehingga calon guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisen dan menarik.
2) Bagi guru
a) Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
b) Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinya.
c) Mengembangkan sikap terbuka bagi guru pembaharuan yang yang berlangsung dipranata pendidikan.

Adapun tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau meningkatkan keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh seorang calon pendidik (guru), sehingga mereka memiliki kesiapan diri untuk mengajar disuatu lembaga pendidikan (sekolah), dan dalam konteks mengajar yang sesungguhnya.
2. Tujuan Khusus
a. Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya dan dirinya sendiri.
b. Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis keterampilan dalam proses pembelajaran.
c. Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif, dan efisien.
d. Calon guru mampu bertindak professional
D. Manfaat Micro Teaching
1. Mengembangkan dan menmbina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar.
2. Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih.
3. Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati.
4. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
5. Saat latihan berlangsung, calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif.
6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam praktek mengajar yang relaatif singkat.
E. Tahapan dan Prosedur Micro Teaching

Tahapan dan prosedur micro teaching dalam pelaksanaan micro teaching, Asril menjelaskan beberapa siklus secara sistematis. Berikut beberapa siklus tersebut :
1. Memahami teori atau hasil penelitian ketrampilan mengajar.
2. Mendiskusikan prinsip dan ketrampilan yang harus dikerjakan.
3. Mempraktikkan ketrampilan mengajar dengan teman-teman selama 10-15 menit.
4. Direkam dengan video, dan diputar ulang sebagai bahan masukan terhadap ketrampilan yang sudah dipelajari.
5. Jika perlu, diperlihatkan kepada kelompok yamg berbeda untuk melihat kelemahan-kelemahan terdahulu.
6. Pengajaran micro ada kaitannya dengan praktik di lapangan dalam situasi yang sesungguhnya.
F. Kendala Pelaksanaan Micro Teaching

Kendala pelaksanaan micro teaching sebaik apapun tujuan micro teaching dan team teaching, dalam pelaksanaanya akan ada kendala. Namun begitu, kendala tersebut tidak kemudian menyurutkan semangat belajar. Sebaliknya, ia semakin menggugah semangat berkreasi dan berinovasi. Secara global, kendala yang terjadi dalam pelaksanaan micro teaching sebagai berikut :
1. Keterbatasan Fasilitas fasilitas sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah program, khususnya micro teaching. Misalnya, ruang laboratorium, peralatan audio visual, dan lain-lain. Tanpa fasilitas tersebut, micro teaching tidak akan maksimal dan efektif.
2. Siswa kurang interaktif Segala sesuatu yang baru, tentu terasa asing bagi siapapun. Demikian juga yang terjadi pada saat micro teaching. Perubahan ini mungkin membuat suasana belajar sebagian murid tidak nyaman, akhirnya mereka memilih dian dan pasif.
3. Kurangnya kerjasama Kerjasama merupakan prasyarat mutlak dalam meraih kesuksesandalam hal micro teaching. Namun dalam pelaksanaannya sulit dilakukan kerja sama. Egoisme dan individualisme harus dibuang jauh-jauh. Visi dan misi bersma dlam satuan kolektivitas dan kohesivitas akan menumbuhkan saling pengertian, dan saling memiliki satu dengan yang lain tanpa ada kecurigaan.
4. Kurangnya pendanaan Aspek dana sering kali menjadi kendala serius dalam pelaksanaan micro teaching. Tidak adanya fasilitas dan lain sebagainya , adalah karena minimnya dana.
G. Sistem Pengelolaan dan Pengoperasian Peralatan Micro Teaching

Sistem Pengelolaan dan Pengoperasian Peralatan Micro Teaching :
1. Sistem pengelolaan sistem pengelolaan pembelajaran micro teaching dirumuskan oleh dosen pembimbing perkuliahan agar perkuliahan dapat berjalan dengan baik, hendaknya setiap dosen terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang keterampilan yang akan dibimbing kan.
2. Sistem pengoperasian peralatan sistem pengoperasian peralatan dalam pelaksanaan nya dapat dibantu oleh seorang operator/teknisi, adapun langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam pengoperasian peralatan micro teaching, adalah sebagai berikut :
a. Sambungkan kabel Ac (power) berikut kabel paralel, sesuai dengan kebutuhan.
b. hidupkan tombol power pada kamera swtcher (pemindahan kamera otomatis), video player dan layar monitor televisi (diruang micro teaching dan ruang monitoring).
c. Sesuaikan dengan channel Video player pada saluran “L”.
d. Sesuaikan channel TV pada saluran “AV”. (langkah-langkah pertama sampai dengan keempat sudah dapat mengaktifkan dua kamera kecil dan gambar akan tampil dilayar monitor (diruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara)/
e. Sambungkan kabel AC (power) pada kamera besar dan aktifkan tombol power yang ada pada kamera dan adaptor.
f. Sambungkan kabel audio/video pada kamera besar kemonitor dengan cara menghubungkan soket kabel video dengan soket kabel audio.
g. Sesuaikan fokus kamera sehingga gambar pada layar monitor nampak sempurna. (langkah kelima sampai ketujuh untuk mengaktifkan dua kamera besar dan sekaligus mengisi suara pada TV monitor (di ruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara).
h. Untuk merekam proses belajar mengajar, dilakukan dengan cara memasukan kaset video (kosong) pada Player, lalu tekan “Rec” (cukup menekan tombol “Rec” tanpa menekan tombol “play”).
i. Jika sedang berjalan merekam tiba-tiba berhenti sementara, cukup menekan tombol “pause” kemudian tekan tombol “Rec” bila akan melanjutkan merekam.
j. Setelah selesai merekam keluarkan kaset video dengan menekan tombol “eject” kemudian putar ulang pada alat khusus Rewinder, selanjutnya kaset rekaman siap dioperasikan/ditayangkan melalui video.

BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan

Micro teaching adalah suatu strategi yang telah dimodifikasi secara khusus untuk memberikan pelatihan mengajar terhadap para calon pendidik (guru) dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar seorang calon pendidik, dalam bentuk pengajaran mikro (skala kecil), dengan menyederhanakan atau memperkecil aspek pembelajarannya seperti jumlah murid, waktu dan materinya, sehingga para calon pendidik dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya, serta dapat memperbaiki kelemahan dan mengembangkan kemampuan tersebut agar dapat menjadi seorang pendidik (guru) yang professional.

Fungsi micro teching antara lain adalah fungsi pembinaan, fungsi integralistik, dan fungsi eksperimen.

Adapun tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau meningkatkan keterampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh seorang calon pendidik (guru), sehingga mereka memiliki kesiapan diri untuk mengajar disuatu lembaga pendidikan (sekolah), dan dalam konteks mengajar yang sesungguhnya.

Adapun beberapa manfaat micro teaching adalah mengembangkan dan menmbina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar, keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih.

Adapun kendala pelaksanaan micro teaching adalah keterbatasan Fasilitas fasilitas sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah program, khususnya micro teaching, siswa kurang interaktif Segala sesuatu yang baru, tentu terasa asing bagi siapapu, Kurangnya kerjasama merupakan prasyarat mutlak dalam meraih kesuksesandalam hal micro teaching, kurangnya pendanaan Aspek dana sering kali menjadi kendala serius dalam pelaksanaan micro teaching. Tidak adanya fasilitas dan lain sebagainya , adalah karena minimnya dana.

Sistem pengelolaan sistem pengelolaan pembelajaran micro teaching dirumuskan oleh dosen pembimbing perkuliahan agar perkuliahan dapat berjalan dengan baik, hendaknya setiap dosen terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang keterampilan yang akan dibimbing kan.

Sistem pengoperasian peralatan dalam pelaksanaan nya dapat dibantu oleh seorang operator/teknisi. 

DAFTAR PUSTAKA
 
Asmani, Ma’ruf, (2011). Micro Teaching dan Team Teaching. Jogjakarta : PT. DIVA Press
Hasibuan dan Mudiono, (1955). Proses Belajar Mengaja. Bandung : Remaja Rosda Karya
Sastrawijaya, Tresna, (1991). Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
Teachingrus, (2011). Manfaat Pembelajaran Micro Teaching. Tersedia : http://teachingrus.blogspot.com/2011/04/manfaat-pembelajaran-micro-teaching.html




























0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.