Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 07 Maret 2016

Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi, belajar adalah hak anak bukan kewajiban. Orang tua dan pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka program belajar. Karena belajar adalah hak anak, maka belajar harus menyenangkan, kondusif, dan memungkinkan anak untuk termotivasi dan antusias. Memperoleh rangsangan rangsangan kemampuan dasar terhadap perkembangan bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni, serta pengembangan pembiasaan yang terdiri dari nilai – nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian., Kemampuan dasar anak saling mendukung satu sama lainnya.

Salah satu kemampuan dasar yaitu kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa memegang peranan penting dalam perkembangan anak, namun perkembangan yang lain juga tidak kalah pentingnya. perkembangan bahasa anak usia 4 - 5 tahun sangatcepat. Kemampuan mereka menyerap dan mengingat pembicaraan orang disekitarnya sangat tinggi. Para peneliti di Amerika anak umur 4 - 5 tahun telah menguasai 2000 kata, dan penambahan kata mereka tiap bulannya 50 kata. Orang tua dan guru yang sering berkomunikasi membacakan cerita, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara tentang pengalaman, pemikiran dan perasaannya sangat besar manfaatnya dalam mempercepat penguasaan bahasa anak. Pentingnya pemberian kesempatan berbahasa yang disertai penghargaan atau penguatan kepada anak – anak usia 4 -5 tahun. Hal ini disebabkan anak mau belajar berbahasa kalau merasa senang. Ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi peningkatan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari mengexpresikan suara saja, hingga mengexpresikannya dengan komunikasi. Komunikasi anak yang bermula dengan mennggunakan gerakan dan isyarat untuk menunjukkan keinginannya secara bertahap berkembang menjadi komunkasi melalui ujaran yang tepat dan jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa anak usia dini ?
2. Bagaimana tahap perkembangan bahasa dan bicara anak secara umum ?
3. Apa saja metode pembelajaran bahasa anak usia dini ?
4. Bagaimana strategi pengembangan bahasa anak usia 3-8 tahun menggunakan metode eksplorasi dengan kegiatan karya wisata ?
5. Bagaimana kerangka berfikir anak ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa anak usia dini
2. Untuk mengetahui tahap perkembangan bahasa dan bicara secara umum
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran anak usia dini
4. Untuk mengetahui strategi pengembangan bahasa anak usi 3-8 tahun menggunakan metode eksplorasi dengan kegiatan karya wisata
5. Untuk mengetahui kerangka berfikir anak

BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian Bahasa Anak Usia Dini

Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar di Taman Kanak-kanak adalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam symbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Belajar bahasa yang sangat krusial terjadi pada anak sebelum 6 tahun. Oleh karena itu, taman kanak-kanak atau pendidikan pra sakolah merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan bahasa anak. Anak memperoleh bahasa dari lingkunga keluarga dan dari lingkungan masyarakat. Perkembangan bahasa yang baik bagi mereka, dapat meningkatkan kosakata dengan cepat. Anak akan belajar bagaimana berpertisipasi dalam suatu percakapan dan menggunakan bahasanya untuk memecahkan masalah. Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, anak akan mendapatkan benyak sekali kosakata, sekaligus dapat mengekspresikan dirinya melalui bahasa.

Pengertian bahasa yang lain juga dikemukakan oleh Badudu (dalam Gunarti, dkk, 2008: 1.35) yang menyatkan bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Bahasa sebagai suatu sistem bunyi yang arbitler (mana suka) dipergunakan masyarakat dalam rangka kerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan sebagai alat penghubung atau alat komunikasi antar individu untuk menyatakan pendapat, perasaan dan keinginan.
B. Tahap Perkembangan Bahasa dan Bicara Anak Secara Umum

Potensi akan berkembang lebih cepat menjadi pola kebiasaan dimana perkembangan pada usia dini berpengaruh bagi diri anak sepanjang hayat dan mempengaruhi penyesuaian pribadi serta sosialnya, bertambahnya usia perilaku yang dibentuk dan terbentuk pada awal kehidupan cenderung akan bertahan. Menurut Musfiroh (2008:7) Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system symbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (unit bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan bahasa). Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaanya pada orang lain. Perkembangan bahasa juga terbagi atas dua periode besar, periode tersebut yaitu periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun).

Perubahan terhadap sesuatu yang diajarkan lebih dini akan menjadi semakin cepat dan lebih mudah serta akan lebih mudah dan cepat untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan yang diharapkan dalam proses pengembangan. Secara umum tahaptahap perkembangan anak dapat dibagai kedalam beberapa rentang usia, yang masingmasing menunjukkan ciri-ciri tersendiri. Menurut Ahmad Susanto (2001: 75) terhadap perkembangan ini sebagai berikut :
a. Tahap I (Pralinguistik), yaitu antara 0 – 1 tahun
b. Tahap II (Linguistik), yaitu antara 1-2 tahun
c. Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun)

Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat, seperti telegram. Dilihat dari aspek pengembangan tata bahasa seperti: S-P-O, anak dapat memperjuangkan kata menjadi satu kalimat.
d. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6 – 8 tahun)

Tahap ini ditandai dengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat sederhana menjadi kalimat kompleks.

Atas dasar hal tersebut, Dworetzsky (1990) menguraikan dalam bukunya bahwa dalam kehidupan manusia mengalami perkembangan bahasa melalui beberapa tahapan secara umum. Untuk anak normal, tahapan tersebut dibagi dalam dua periode, yakni (i) pralinguistik dan (ii) linguistik.
a. Periode Pralinguistik

Periode pralinguistik adalah masa di mana anak berada pada masa belum mengenal bahasa atau mampu berbahasa. Bayi yang baru saja lahir tidak memiliki bahasa. Saat bayi mulai tumbuh, secara berangsur-angsur ia mengembangkan bahasanya melalui urutan tahap demi tahap. Urutan tersebut anehnya dan menariknya memiliki kesamaan di seluruh jagat raya ini.
b. Periode Linguistik

Jalongo (1992:8-9) mengelompokkan perkembangan linguistik ini sebagai tahapan kedua dan seterusnya.
Tahap Perkembangan Linguistik :
a. Sekitar 3 tahun
• Kadang mempertimbangkan periode paling cepat dalam perkembangan bahasa
• Kosakata: banyak kata bertambah setiap hari; yakni 200-300 kata
• Sosial: anak berusaha untuk berkomunikasi dan menunjukkan frustasi jika tidak memahami kemampuan orang lain (dewasa) untuk memahami, anak meningkat dramatis.
b. Usia 4-6 tahun
• Penerapan pengucapan dan tata bahasa
• Vocabulary: 1400-1600 kata
• Sosial: anak mencari cara yang tidak dimengerti, mulai dengan menyesuaikan pengucapan untuk pendengar informasi, perselisihan dengan kawan sebaya dapat diselesaikan dengan kata dan ajakan untuk bermain lebih sering
• Kompleks, susunan kalimat dan tata bahasa yang benar, menggunakan awalan; kata kerja sekarang, kemarin dan yang akan datang, rata-rata panjang kalimat setengah per kalimat meningkat menjadi 6-8 kata.
c. Usia 6-8 tahun
• Menggunakan bahasa yang lebih kompleks, lebih banyakajektifnya, menggunakan kalimat pengandaian, jumlah rata-rata perkalimat 7 atau 6 kata
• Kosakata untuk bahasa lisan 3000 kata
• Sosial: anak menggunakan klausa ajektif dengan menggunakan kata ‘yang’ dan lebih banyak menggunakan kata kerja yang dibendakan.
C. Metode Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini
1. Metode Eksplorasi (percobaan)

Metode eksplorasi (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
4. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
5. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpilan.
D. Strategi Pengembangan Bahasa Anak Usia 3-8 Tahun Menggunakan Metode Eksplorasi dengan Kegiatan Karyawisata
1. Kegiatan Karyawisata bagi Anak Taman Kanak-kanak

Karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pengajaran di taman kanak-kanak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan bendabendalainnya. Pengamatan secara langsung bagi anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Pengamatan ini juga diperoleh melalui penca indera yakni mata, telinga, lidah, hidung, dan tangan.

Moeslichatoen (2004: 70) mengatakan bahwa anak TK dengan Menggunakan kelima inderanya untuk mengamati dunia nyata secara langsung dalam kegiatan karyawisata dapat mengembangkan pengetahuan dan memperluas wawasan :
a. Setiap benda itu mempunyai sifat-sifat yang dapat dilihat, dibau, didengar, dirasakan, dan diraba serat dapat dideskripsikan
b. Benda-benda itu dapat dibandingkan satu dengan yang lain berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat, dibau, didengar, dirasakan, dan diraba
c. Benda-benda itu dapat digolong-golongkan berdasarkan kesamaan sifat yang dapat dilihat, dibau, dirasakan, dan diraba.
2. Tujuan Karyawisata

Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh anak TK dari kegiatan karyawisata, yakni menumbuhkan minat, meningkatkan perbendaharaan kata, pengetahuan, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan hidup masyarakat, penghargaan terhadap karya dan jasa, maka tujuan karyawisata dapat diarahkan pada pengembangan aspek perkemabangan anak TK yang sesuai. Ada beberapa pengembangan aspek perkembangan anak TK yang cocok dengan program kegiatan belajar melalui karyawisata. Program kegiatann belajar yang cocok dengan metode karyawisata antara lain pembangunan aspek kognitif, bahasa, kreativitas, emosi dan kehidupan bermasyarakat, serta penghargaan terhadap karya dan jasa orang-orang tertentu. Tujuan karyawisata juga perlu dikaitkan dengan tema-tema yang sudah ditetapkan pada program kegiatan belajar anak TK.

Penggunaan tema-tema yang terdapat dalam garis besar program kegiatan belajar bagi anak TK, maka metode karyawisata telah menunaikan fungsinya sebagai alat mencapai tujuan pendidikan anak TK yang sesuai.
3. Manfaat Karyawisata

Karyawisata bagi anak TK dapat dipergunakan merangsang minat mereka terhadap minat sesuatu, memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada, dan dapat menambah waawasan (Gunarti:
8.4).

Melalui karyawisata anak TK mendapat kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang sesuatu hal dapat pula menjadi batu loncatan untuk melakukan kegiatan yang lain. Informasi-informasi yang diperoleh anak di dunia nyata merupakan masukan dalam kegiatan belajar selanjutnya yang akan memperkaya kegiatan belajar di kelas. Misalnya dalam kegiatan bermain membangun, menggambar, dan bermain drama. Melalui kegiatan tersebut anak dapat mengaitkannya dengan pengalaman yang diperolehnya melalui karyawisata. Ketertarikan itu akan memperjelas konsep yang baru diperolehnya.

Misalnya pada saat anak bermain peran sebagai tukang sampah ia akan berusaha untuk tampil sebagai tukang sampah seperti apa yang pernah dilihatnya dalam kenyataan, yaitu berseragam kuning, menggunakan tutup kepala dan sarung tangan, menggunakan peralatan tukang sampah, ada kereta sampah dan tempat pembuangannya (Gunarti: 8.4).
4. Sasaran Karyawisata

Sesuai dengan tujuan perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menurut Moeslichatoen (2004: 79) mengemukakan hal-hal penting yang perlu mendapat perhatrian gur dalam menentukan sasaran karyawisata adalah :
a. Menentukan sasaran-sasaran karyawisata yang diprioritaskan
b. Menetukan criteria yang kita pergunakan untuk memilih sasaran karyawisata
c. Menentukan sasaran karya wisata yang dapat mengembangkan rasa kagum dan ingin tahu yang besar, yang menggerakkan anak untuk melakukan sesuatu, berepikir, menalar, dan membuat kesimpulan serta generalisasi.
5. Rancangan Karyawisata

Menurut Moeslichatoen (2004: 79) mengemukakan secara umum persiaspan guru
untuk melakukan keryawisata adalah :
a. Menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai dengan temakegiatan belajara yang dipilih
b. Mengdakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karyawisata
c. Merumuskan program kegiatan melalui karyawisata
d. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
e. Menetapkan tata tertib
f. Permintaan izin dan pertisipasi orang tua siswa
g. Persiapan guru di kelas.
6. Kelebihan dan Kelemahan Karyawisata

Menurut Gunarti (2008: 8.13) kelebihan dan kelemahan metode karyawisata adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan Metode Karyawisata
• Karyawisata menerapkan sisteam pengembangan modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
• Bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat
• Kegiatan pengembangan dapat lebih merangsang kreativitas anak.
b. Kekurangan Metode Karyawisata
• Memerlukan persiapan dan melibatkan banyak pihak
• Memerlukan perncanaan dan persiapan dan yang matang
• Seringkali unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama
• Memerlukan pengawasan yang cukup ketat terhadap setiap gerak-gerik anak di lapangan
• Kadang memerlukan biaya yang cukup mahal
• Memerlukan tanggung jawab pendidik dan sekolah atau kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik terutama karayawisata jangka panjang dengan jarak jauh.
E. Kerangka Berfikir

Melalui bermain anak lebih tertarik dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan bahasa pada anak, anak aktif mengikuti kegiatan tersebut, anak mampu melakukan percakapan, aktif bertanya, melakukan tanya jawab, dan mampu bercerita secara sederhana.

Vygotsky (dalam Susanto 2011: 75) bahasa dan pikiran anak berbeda, secara perlahan tahap perkembangan mentalnya, bahasa dan pikirannya menyatu sehingga bahasa merupakan ungkapan dari pikiran. Anak secara alami belajar tentang bahasa melalui interaksi dengan orang lain untuk berkomunikasi. Dengan menggunakan metode eksplorasi dengan bermain apotek hidup dapat meningkatkan kemampuan bahasa pada anak karena dengan menggunakan metode ini anak dapat bermain dan praktek langsung. 

BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
1. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan sebagai alat penghubung atau alat komunikasi antar individu untuk menyatakan pendapat, perasaan dan keinginan
2. Menurut Ahmad Susanto (2001: 75) terhadap perkembangan ini sebagai berikut :
a. Tahap I (Pralinguistik), yaitu antara 0 – 1 tahun
b. Tahap II (Linguistik), yaitu antara 1-2 tahun
c. Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun)
d. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6 – 8 tahun)

Sedangkan tahapan perkembangan linguistic menurut Jalongo adalah :
a. Usia 3 tahun : membuat kata dalam frase
b. Usia 4-6 tahun : menggunakan kalimat secara lengkap
c. Usia 6-7 tahun : menggunakan bahasa secara simbolik (membaca dan menulis)
3. Metode pemebelajaran anak usia dini di antaranya adalah metode eksplorasi, diskusi, demonstrasi, sosio drama dan problem solving
4. Untuk tercapainya keberhasilan metode eksplorasi dengan menggunakan karya wisata harus dipersiapkan terlebih dahulu tujuan, manfaat, sasaran dan rencana karya wisata dengan matang
5. Melalui bermain anak lebih tertarik dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan bahasa pada anak, anak aktif mengikuti kegiatan tersebut, anak mampu melakukan percakapan, aktif bertanya, melakukan tanya jawab, dan mampu bercerita secara sederhana.

DAFTAR PUSTAKA
 
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Mely, (2013). Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Tersedia : http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/06/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia.html?m=1
http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=1910






























0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.